Direktur pascasarjana UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Akhyak dan Direktur Pascasarjana UIN Purwokerto, Prof. Dr. Sunhaji, M.Ag.
UIN SATU-Sebanyak empat belas orang pegelola Pascasarjana UIN Prof. Saifudin Zuhri Purwokerto berkunjung ke Pascasarjana UIN SATU Tulungagung pada Jum'at, 16 Juni 2023. Dipimpin langsung oleh Direktur Pascasarjana Purwokerto, Prof. Dr. Sunhaji, rombongan memasuki kampus UIN SATU tepat pada pukul 08.30 WIB. Disambut oleh Direktur Pascasarjana UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Akhyak, M.Ag. Dalam sambutan selamat datang, prof. Akhyak, menyampaikan "...Sekaligus sebagai ketua Fordipas, saya berharap kerjasama antar Lembaga Pasca semakin operasional..". Prof Sunhaji menimpali "...Selama ini yang kita sudah berhasil memberikan apresiasi pada prodi "unggul". yang belum, prodi-prodi yang belum unggul ini bagaimana memacunya, karena beasiswa juga tidak masuk ke mahasiswa prodi ini...". Forum selanjutnya dialog dan perkenalan program antar pengelola, lalu merumuskan kerjasama operasional antar pasca. Forum selesai tepat pukul 11.00 WIB setelah ramah tamah, dan rombongan UIN Purwokerto menuju Surabaya.(hib)
UIN SATU- 158 Orang alumni Program Doktoral Pascasarjana UIN SATU Tulungagung menggelar pertunjukan wayang kulit di Lapangan Timur Kampus UIN SATU Tulungagung. "Kegiatan ini kita laksanakan dalam rangka tasyakuran lulusan doktoral mulai angkatan tahun 2016, nguri-nguri budaya, dan sekaligus wujud kita berbagi dengan masyakat sekitar kampus" tutur ketua panitia wayangan, Dr. Zuhri (Alumni angkatan tahun 2016). Wayangan yang dibuka untuk umum ini dilaksanakan Sabtu, tanggal 18 Maret 2023. "kita barengkan dengan pelaksanan wisuda kali ini, karena ini tasyakuran alumni mulai angkatan pertama tahun 2016 sampai angkatan wisuda kemarin" lanjut Zuhri menjelaskan partisipasi para alumni dalam gelar wayang kulit kali ini. Dimulai pada pukul 8:26 WIB Gunungan Wayang diserahkan oleh Direktur Pascasarjana, Prof Dr. H. Akhyak Kepada Ki Dalang Eko Kondho Prisdianto. Hadir dalam jajaran undangan antara lain Prof. Dr. H. Achmad Patoni, Prof. Dr. Ahmad Tanzeh dan segenap Pengelola Pascasarjana. Pagelaran malam ini juga dimeriahkan Jo Klithik Jo Kluthuk, Grup Sholawat Badru Alaina asuhan Abah Amu. Dipertengahan pagelaran Mbah Amu juga memberikan pesan-pesan pentingnya perdamaian dan melestarikan budaya..."kita ini NKRI, Pancasila...Wayang warisan Sunan Kalijogo, sesuai dengan kampus UIN, Kampus Dakwah dan Peradaban...". Prof Patoni setelah memberikan ucapan selamat datangnya, turut memeriahkan panggung dengan membawakan lagu pantun cinta dan Prof. Akhyak membawakan tembang Wahyu kolosebo. Tak terasa sampai dini hari, pagelaran wayang dengan lakon Wahyu Makutoromo ini usai, dengan pesan mewujudkan cinta-kasih, perdamaian, adalah obat dari berbagai malapetaka atupun cobaan. (hib)
UIN SATU-Yudisium Mahasiswa Pascasarjana ke-25 dilaksanakan hari ini, Rabu 15 Maret 2023 di Auditorium Lt.6 Gedung Arief Mustaqiem. Para Mahasiswa Program Magister yang mengikuti prosesi ini mulai memasuki ruang tepat pukul 08.00 WIB. Dimulai dengan acara pembukaan. Kemudian laporan kegiatan Yudisium disampaikan langsung oleh Direktur Pascasarjana Prof. Dr.H. Akhyak, M.Ag. Dalam laporannya Direktur menyampaikan..."Selamat kepada 52 Mahasiswa Yudisium hari ini, silahkan yang lanjut kuliah S3, silahkan yang berkarya, dengan sesungguhnya karya".
Puncak Orasi ilmiah Yudisium kali ini di sampaikan langsung oleh Rektor UIN SATU Tulungagung. Dalam pidatonya Prof. Maftukhin menyampaikan pesan kepada para Mahasiswa.." Sekarang ini, yang dicari orang yang pintar...bukan cantiknya atau bagusnya..indikator sederhananya ya kualifikasi ijazah...lulus apa, S2...memiliki inovasi dan kreatifitas".
Rektor melanjutkan, pentingnya milieu pembelajar sebagai kekuatan pengembangan kesuksesan lembaga pendidikan. "Di ruang kelas itu hanya sebentar, bagaimana bisa berkualitas, apalagi rumahnya jauh, dibuat perjalanan menempuh studi saja sudah ilmu yang didapat tercecer, sampai rumah tinggal sepuluh persen. Maka konsep pondok, pembelajar harus tinggal di tempat studi ya untuk ini, menguatkan ilmu yang diperoleh tidak mudah tercecer. Ingat yang punya lembaga, ini penting.
Kedua, terbentuknya lingkungan yang sadar pendidikan, Maftukhin menjabarkan "disini sudah mulai...lingkungan teritori sekitar UIN sekarang sudah ramah pembelajar. Terus adakan seminar, diskusi...dimanapun, tidak terpaku waktu kuliah kelas, seminar ini maksudnya diluar jumlah kewajiban seminar prodi, mahasiswa seminar itu sesuai kebutuhan ilmu. Muncul madzhab-madzhab pemikiran ya dari kelompok-kelompok diskusi begini.... tidak cukup dari ruang kelas, kurang panjang prosesnya...jangan cukup dikelas".
Terakhir beliau memberikan gambaran umum model seorang pengelola/manajer lembaga pendidikan yang berhasil..."Makanya saat ini, pemimpin yang berhasil mengembangkan lembaganya, adalah yang mampu berkolaborasi dengan budaya lokal, lingkungannya...". Setelah orasi ilmiah, acara dilanjut Prosesi Yudisium. Prof. Prim Masrokhan didapuk selaku pembaca SK dalam Prosesi ini. Tepat pukul 11.30 acara Yudisium berakhir.(hib)