Yogyakarta-Senin siang (29/7) Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) Pascasarjana IAIN Tulungagung berkunjung ke Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Maksud kunjungan tersebut adalah untuk melaksanakan kegiatan studi banding sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara S2 PAI Pascasarjana IAIN Tulungagung dengan S2 Interdiciplinary Islamic Studies (IIS) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kunjungan studi banding tersebut diikuti oleh Kaprodi PAI (Agus Zaenul Fitri), empat puluh tujuh mahasiswa S2 PAI angkatan tahun 2018, dan Ketua Alumni S2 PAI (Liatul Rohmah).
Tulungagung - Hari Sabtu (27/7) ada suasana yang berbeda di Kampus Pascasarjana IAIN Tulungagung. Di tengah-tengah suasana yang biasanya nampak tenang karena sedang masa liburan mahasiswa Pascasarjana setelah melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS), namun kali ini tiba-tiba cukup ramai dengan beberapa orang yang sedang menyibukkan diri di sudut-sudut lorong dan ruangan di gedung Pascasarjana untuk melalar Kitab Fathul Mu’in. Rupanya hari ini sedang digelar seleksi tahap tiga Program Beasiswa Peningkatan Kualifikasi Akademik bagi Guru Madrasah Diniyah Provinsi Jawa Timur. Sembari menanti jam ujian tiba, sejumlah mahasiswa nampak serius mengkaji kitab Fathul Mu’in, salah satu kitab kuning karya Syaikh Zainuddin al-Malibari al-Fananiyang dijadikan sebagai mata ujian kali ini.
Ujian digelar pukul 09.00 WIB dengan K.H. Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo-Kediri sebagai penguji. Hadir pula dalam ujian tersebut tim dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang terdiri dari Sunaryo sebagai pemantau, serta Rita Rossanti dan Habib Tri Wahyudi sebagai pendamping. Jajaran pimpinan IAIN Tulungagung juga hadir untuk memantau pelaksanaan kegiatan, di antaranya Maftukhin selaku Rektor IAIN Tulungagung, Abad Badruzaman selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, dan Nur Efendi selaku Wakil Direktur sekaligus sebagai Pelaksana Harian Direktur Pascasarjana karena Akhyak selaku Direktur Pascasarjana saat ini sedang cuti untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Tajudin selaku Kasubag Humas IAIN Tulungagung, Lailatuzz Zuhriyah selaku Sekretaris Prodi S2 PAI Pascasarjana yang sekaligus Sekretaris Program Beasiswa Guru Madin ini, Sugiarti selaku Kasubag TU Pascasarjana, Syamsul Umam selaku Sekrpodi S2 HKI yang ikut mendampingi Gus Reza, dan Siti Khoirun Nisak selaku Staf Administrasi Pascasarjana.
Dalam sambutan pembukaan dan penyampaian teknis pelaksanaan ujian, Gus Reza menyampaikan kepada segenap peserta ujian bahwa pada dasarnya Program Beasiswa ini merupakan bagian dari bentuk perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas pondok pesantren. Jika sebelumnya beasiswa ini hanya diberikan pada calon mahasiswa baru Program Strata-1 PTKI dan Ma’had ‘Aly yang berasal dari Guru Pondok Pesantren, maka mulai tahun ini saatnya untuk lebih meningkatkan kualifikasi akademik bagi para Guru Pondok Pesantren yang telah berijazah S-1 untuk melanjutkan studinya ke jenjang magister (S2). Pertimbangan utamanya tentu karena pada saat ini di dalam Pondok Pesantren juga terdapat sekolah, mulai dari jenjang madrasah ibtida’iyah hingga Ma’had ‘Aly. Oleh karena itu, beasiswa ini menjadi begitu penting tuturnya. Lebih lanjut, Gus Reza menuturkan bahwa ia berharap agar ustadz/ustadzah yang mengikuti program ini adalah benar-benar ustadz-ustadzah yang mengajar di Pondok Pesantren yang dibuktikan dengan SK yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan abal-abal. Adapun teknis ujian hari ini adalah masing-masing peserta menghadap penguji untuk ujian lisan secara face to face mengaji Kitab Fathul Mu’in. Poin-poin yang diuji meliputi Qira’at (bacaan) dengan bobot 40%, Murad (terjemah) dengan bobot 40%, dan Syarah (wawasan) dengan bobot 20%. Di akhir sambutannya, Gus Reza berharap agar seluruh peserta benar-benar mengikuti ujian ini dengan baik dan berharap ke depan IAIN Tulungagung tidak hanya bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyelenggarakan Program Beasiswa S2 saja, tetapi juga program beassiswa S-1, tutup Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Jawa Timur ini.
Sunaryo menyampaikan bahwa jika penguji kitab Fathul Mu’in adalah lebih fokus pada menguji kompetensi Guru Madin dalam hal membaca, menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan kitab tersebut, maka ia selaku Pemantau dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur lebih fokus pada pengecekan kelengkapan berkas administrasi pendaftar, yang meliputi Foto kopi KTP domisili Jawa Timur, Ijazah dan transkrip nilai S-1, dan Fotokopi SK sebagai Guru Madin Pondok Pesantren. Pria yang sehari-hari bekerja di Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dalam waktu dekat ini akan purna tugas tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada IAIN Tulungagung yang telah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Program Beassiswa S2 bagi Guru Madin ini. Ia berharap agar program ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta memberikan manfaat yang besar, terutama bagi peningkatan kualitas pondok pesantren.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Lailatuzz Zuhriyah. Perempuan asli Sidoarjo ini menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan amanah kepada IAIN Tulungagung, khususnya Prodi S2 Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIN Tulungagung sebagai prodi pengelola program beasiswa tersebut. lebih jauh, ia menuturkan bahwa merupakan sebuah kehormatan bagi Pascasarjana IAIN Tulungagung hari ini dapat menyelenggarakan kegiatan tersebut, apalagi penguji yang dihadirkan tidak tanggung-tanggung, yakni Gus Reza dari Ponpes Al-Mahrusiyah Lirboyo-Kediri yang namanya cukup populer di belantika Pondok Pesantren Jawa Timur. Sebagai bentuk apresiasi dari adanya program beasiswa ini, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin, secara langsung mengisntruksikan kepada Prodi S2 PAI untuk menjadikan Gus Reza sebagai salah satu Dosen pada prodi ini. Ini merupakan sebuah kehormatan bagi kami karena prodi S2 PAI diampu oleh dosen-dosen yang berkualitas, tambahnya. Di akhir sambutannya, ia berharap bahwa agar 25 (dua puluh lima) peserta ujian lulus semua, meski pada akhirnya hanya 20 (dua puluh) orang saja yang nantinya akan diambil sebagai peserta yang lulus seleksi tahap 3 (tiga).
Nur Efendi selaku Pelaksana Harian (Plh) Direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung ditemui di sela-sela kegiatan menuturkan bahwa beliau berharap agar pada ujian kali ini akan terseleksi dua puluh orang peserta yang benar-benar berkualitas. Nampak dengan sabar ia mengawal dan mendampingi proses pelaksanaan ujian mulai dari awal hingga akhir. Ujian dimulai dari pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB
Pelaksanaan ujian ditutup dengan penandatanganan bersama Berita Acara Keputusan Tim Penguji Calon Mahasiswa Prodi S2 PAI Program Beasiswa Peningkatan Kualifikasi S2 bagi Guru Madin Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 oleh Penguji, Pemantau dan dua orang Pendamping ujian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta Plh. Direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung. (El-Zet)
Tulungagung. Hari ini (11/07) sejumlah 41 Guru Madrasah Diniyah (Madin) di wilayah Provinsi Jawa Timur mengikuti ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) di Pascasarjana IAIN Tulungagung. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara IAIN Tulungagung dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam rangka meningkatkan kualifikasi akademik S-2 Guru Madin di wilayah Provinsi Jawa Timur yang telah memiliki kualifikasi akademik Strata 1 (S-1). Ujian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan di internal PTKI dengan penguji yang berasal dari internal pula yang dilaksakan pada hari ini. Sedangkan ujian tahap kedua akan dilaksanakan pada tanggal 27-28 Juli di internal PTKI, namun pengujinya berasal dari Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Adapun mata ujian pada ujian tahap pertama meliputi ujian tulis yang terdiri dari mata ujian Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Tes Potensi Akademik (TPA), serta ujian lisan yang terdiri dari materi keislaman dan proposal tesis. Adapun muatan soal pada Mata Ujian Bahasa Arab lebih diarahkan kepada kitab kuning sebagai kekhasan dari program ini. Adapun dewan penguji ujian lisan dipilihkan dari para penguji yang berasal dari dosen Pascasarjana IAIN Tulungagung yang sangat berkompeten dalam bidangnya. Beliau adalah Prof. Dr. H. Ach. Patoni, M.Ag., Prof. Dr. H. Imam Fuadi, M.Ag., Dr. H. Abd. Aziz M.Pd.I., Dr. H. Nur Efendi, M.Ag., Dr. H. Kojin, M.A., dan Dr. Susanto, S.S., M.Pd.
Direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung, Akhyak ditemui di sela-sela memantau pelaksanaan ujian pagi ini mengatakan bahwa beliau sangat berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas hadirnya program ini. Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam adalah dengan meningkatkan kualitas para pendidiknya, terutama dalam hal ini adalah para Guru Madin, karena Guru Madin memiliki peran yang begitu urgen dalam membangun pondasi keagamaan dalam diri santri. Akhyak berharap dalam ujian tahap satu kali ini akan terseleksi para calon mahasiswa yang benar-benar memiliki kompetensi akademik yang baik. Dua puluh lima calon mahasiswa akan terseleksi pada tahap satu kali ini, imbuhnya.
Sementara itu, Nur Efendi selaku Wakil Direktur Pascasarjana menyampaikan bahwa ujian kali ini berjalan dengan sangat kondusif. Para peserta ujian mengikuti ujian dengan serius dan antusias. “Ujian dilaksanakan di dua lokal ujian yang masing-masing ruang terdiri dari dua puluhan peserta”, kata Nur Efendi. Pendaftar ujian rata-rata adalah berasal dari Pondok Pesantren dan Madarasah Diniyah di wilayah Mataraman, tentunya yang paling banyak adalah dari wilayah Tulungagung dan Trenggalek yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kampus IAIN Tulungagung. Pascasarjana IAIN Tulungagung berupaya untuk menyelenggarakan ujian beasiswa Guru Madin dengan sebaik mungkin karena ini adalah kali pertama Pasacasarjana IAIN Tulungagung mendapatkan program ini dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, meski mungkin ada beberapa kekurangan dalam beberapa hal, namun ujian berjalan dengan lancar, tuturnya saat ditemui di sela-sela persiapan ujian lisan siang hari ini. “Ke depan, jika masih mendapatkan kesempatan & dipercaya untuk melaksanakan program ini, Pascasarjana IAIN Tulungagung akan berupaya untuk melakukan sosialisasi ke pesantren-pesantren agar peminat dari program ini lebih banyak lagi, imbuhnya.
Di sela-sela menghandle pelaksanaan kegiatan ujian pagi ini, Lailatuzz Zuhriyah selaku Sekretaris Prodi Magister Pendidikan Agama Islam yang sekaligus sebagai Sekretaris Pengelola Program Beasiswa ini mengatakan bahwa ia merasa beruntung sekali Pascasarjana IAIN Tulungagung mendapatkan kepercayaan untuk mengelola program ini, terutama Prodi Magister PAI yang nantinya akan menjadi pilihan prodi bagi para Guru Madin yang melanjutkan studinya di Pascasarjana IAIN Tulungagung. Tentunya, dengan semakin meningkatkatnya animo masyarakat terhadap prodi ini, maka Prodi Magister PAI juga akan berusaha untuk terus meningkatkan kualitas prodi. Lebih jauh Lailatuzz mengatakan bahwa harapan besar Prodi Magister PAI adalah dapat mengantarkan para Guru Madin untuk menyelesaikan studinya dengan baik dan tepat waktu. Hal ini tentunya berkaitan dengan adanya kebijakan pemprov Jatim, bagi mahasiswa penerima beasiswa madin yang tidak dapat menyelesaikan masa studinya tepat waktu, maka wajib mengembalikan seluruh biaya studi selama empat semester sesuai dengan pernyataan kesanggupan penyelesaian studi tepat waktu yang akan dibuat oleh para calon mahasiswa ketika dinyatakan lulus seleksi sampai pada tahap dua, tambah sekertaris program beasiswa Madin ini. (LZ)
Kamis, 4 Juli 2019, Pascasarjana IAIN Tulungagung menyelenggarakan Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi Pendidikan Islam. Acara ini dilaksanakan di Aula Pascasarjana IAIN Tulungagung Lantai 5. Promovendus yang diuji ada dua orang, yaitu Moh. Arif dengan judul “Kepemimpinan Transformasional Profetik dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan (Studi Multikasus di MIN 1 Jombang, SDI Al-Munawarah Pamekasan, dan SDIT Al-Ummah Jombang)” dan Ali Mufron dengan judul “Perilaku Organisasi dalam Mengaktualisasikan Konsep Min Al-Zulumat Ila Al-Nur di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Multikasus di MTs Salafiyah Pondok Tremas Pacitan dan KMI Pondok Modern Arrisalah Program Internasional Ponorogo)”. Keduanya merupakan penerima beasiswa Program 5000 Doktor angkatan 2016 di Pascasarjana IAIN Tulungagung dan lulus tepat waktu dengan nilai cumlaude.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri penguji dari luar maupun dalam, juga para tamu undangan. Para penguji dari luar yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah Prof. Dr. H. Musa Asy’arie (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Prof. Dr. Ali Mudlofir, M.Ag. (UIN Sunan Ampel Surabaya). Para penguji dari dalam yang hadir adalah Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag., Prof Dr. Achmad Patoni, Prof. Dr. H. Mujamil, M.Ag., Dr. Ngainun Naim, M.H.I., Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., Dr. Agus Zaenul Fitri, M.Pd., Dr. Ahmad Muhtadi Anshor, M.Ag., Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I., dan Dr. H. Nur Efendi, M.Ag.