Pascasarjana-UIN SATU Tulungagung, 29 Mei 2024. Mahasiswa S2-MPI Pascasarjana UIN SATU Tulungagung bekerjasama dengan DEMA UIN SATU Tulungagung menyelenggarakan Seminar Pendidikan & Perempuan di Aula lantai 5 Gedung Pascasarjana pada hari rabu, 29 Mei 2024. Dengan tema “Pendidikan adalah Kunci Perempuan Raih Keadilan”, dalam seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber. Diantaranya; Dr. Chusnul Chotimah, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Arumi Bachin, Public Figure, dan Winarno dari Dinas pemberdayaan KB, PPPA Kabupaten Tulungagung.
Dalam ceremony pembukaan, sambutan selamat datang disampaikan oleh DEMA UN SATU Tulungagung dan didapuk membuka acara disampaikan oleh Direktur Pascasarja, Prof Dr. Akhyak. Beliau menyampaikan “…Apresiasi tinggi untuk DEMA UIN SATU Bersama Forum Ilmiah Mahasiswa S2MPI, tema sangat menarik tentang Pendidikan & Perempuan …”. Menurutnya, Semua kegiatan di Auditorium Pascasarjana merupakan kegiatan akademik. Seminar Pendidikan dan Perempuan ini masuk dalam kategori ini. Itulah mengapa Pascasarjana adalah pesanggrahan keilmuan.
Selesai pembukaan seminar dimoderatori oleh Mahira Diva. Winarno, selaku pembicara pertama memaparkan, “…Isu Pemberdayaan Perempuan, seolah menandakan penindasan terhadap Perempuan…”. Sisi yang lain winarno menjelaskan dan meyakini posisi Perempuan saat ini menunjukkan dalam kondisi baik-baik saja. Melihat tokoh-tokoh Perempuan, kita melihat keadilan terhadap Perempuan nyata adanya. Berbeda dengan kasus-kasus kekerasan yang terjadi terhadap Perempuan. Undang-Undang PKS sudah ada, tinggal implementasi lapangan dan penerapan aturan itu.
Ditambahkan narasumber kedua, Chusnul Chotimah. ”…Dalam Konsep Islam, Pendidikan tidak perlu disepakati apakah dia laki-laki atau Perempuan, karena dalilya jelas, untuk semua dan jaminan diangkat derajadnya bagi penimba ilmu…”. Hubungannya dengan Pendidikan, Konsep belajar dalam Islam itu slah satunya “mulai lahir sampai liang lahat”, ini menunjukan universalitas perintah, tidak tekhusus jenis kelamin. Pertanyaan berikutnya apakah ditempuh Pendidikan paling tinggi. Kembali pada kisah Ali Bin Abi Tolib, hikmahnya adalah ilmu lah yang kita wariskan, ilmulah yang diwariskan para Nabi. Semua masalah kehidupan, dijawab dengan ilmu. Tuntut ilmu setinggi-tinggi nya, tai tidak lupa kodrat.
Arumi, pembicara ketiga menyampaikan ”…Tuntutan social terhadap Perempuan tentang ngurus rumah tangga, ditengah banyaknya peran, sebagai ibu, sebagai istri, sebagai pekerja karir, bagaimana harus membagi peran, dan Kerjasama…”. Rumahtangga adalah Latihan pertama persamaan gender, kita disatukan dari dua keluarga berbeda. Penyatuan dari 2 karakter yang berbeda. Disinilah, kualitas terbaik dan terjelek akan bisa diketahui. Pntar-pintar kita membagi peran dan Kerjasama-saling support. Pendidikan, ilmu bisa membentuk kualitas, karis dan melindungi kita untuk melengkapi peran, bukan untuk bersaing hal yang (kodrat). (hib)